Benarkah Tanda Tidak Perawan Disebut Tampak dari Kelopak Matai? Ini Kata Dokter Berikut  Ulasan Lainnya

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)-Kehidupan perawan adalah topik yang sering kali dibahas di dalam budaya dan masyarakat kita. Mitos dan persepsi yang salah tentang kehidupan perawan telah berdampak pada banyak individu, terutama perempuan. Artikel ini bertujuan untuk memahami mitos yang sering terkait dengan kehidupan perawan, mengungkap kebenarannya, dan mendorong pemahaman yang lebih akurat dan terbuka tentang masalah ini.

Mitos: Kehidupan perawan dapat ditentukan oleh tanda fisik atau selaput dara.

Kebenaran: Kehidupan perawan tidak dapat diukur atau ditentukan oleh tanda fisik atau keutuhan selaput dara. Selaput dara adalah lapisan tipis jaringan di dalam vagina yang bisa robek atau melar saat aktivitas fisik atau olahraga, penggunaan tampon, atau bahkan melalui pertumbuhan alami. Banyak faktor dapat mempengaruhi keadaan selaput dara, dan tidak ada cara yang dapat memastikan keperawanan seseorang.

Mitos: Darah adalah tanda pasti dari keperawanan.

 Kebenaran: Darah yang muncul saat hubungan seksual pertama kali tidak selalu terjadi. Faktanya, tidak semua perempuan mengalami pendarahan saat pertama kali berhubungan seksual. Darah dapat muncul karena robeknya selaput dara atau karena adanya kekeringan vagina atau ketegangan yang berlebihan. Kehidupan perawan tidak dapat diukur atau ditentukan secara khusus oleh keberadaan atau tidak adanya darah.

Mitos: Perempuan harus merasa sakit saat pertama kali berhubungan seksual.

Kebenaran: Tidak semua perempuan merasakan sakit saat pertama kali berhubungan seksual. Rasa sakit yang terkait dengan kehidupan perawan bisa sangat berbeda bagi setiap individu. Faktor seperti tingkat gairah, rileksasi, dan komunikasi yang baik dengan pasangan dapat mempengaruhi pengalaman seksual. Penting untuk menghormati pengalaman dan perasaan setiap individu, serta menghilangkan ekspektasi yang tidak realistis.

Kesimpulan:

Ramai Dibicarakan di Medsos

Dikutip dfari kompas.com, media sosial Twitter ramai membicarakan bentuk mata perempuan yang disebut sudah tidak perawan. Topik ini pertama kali diangkat oleh salah satu warganet Twitter, Rabu (24/5/2023). Disertai unggahan tangkapan layar video TikTok, pengunggah bertanya maksud dari narasi dalam video.

  "Cantik sih tapi sayang kelopak mata gabisa bohong," tertulis dalam tangkapan layar. 

Lantas bagaimana respons warganet Menanggapi twit, beberapa warganet mengatakan bahwa narasi tersebut berkaitan dengan keperawanan. Namun, sebagian besar warganet mengatakan, bentuk kelopak mata termasuk mata sayu tidak dapat menjadi patokan seorang perempuan perawan atau tidak. 

"Katanya kalo cw udah pernah hs (berhubungan badan) keliatan dr kelopak matanya," tulis salah satu warganet.

 "Heran gw sama org kek gini masalah fisik dijadiin tolok ukur kalo org itu lagi ga baik-baik aja, padahal kan kita gatau aslinya gmn," kata warganet lain. 

"Tubuh seseorang berbagai macam bentuk, nggak bisa dinilai dia perawan apa nggak cuma pake mata, kecuali lu tau dia pas lahiran nahh itu pake mata," timpal warganet lain. 

Hingga Jumat (26/5/2023) siang, unggahan soal tanda perawan ini telah mendapat lebih dari 1,9 juta tayangan, 13.400 suka, dan 275 twit ulang dari pengguna. Lantas, benarkah kelopak mata dapat menunjukkan seorang perempuan sudah tidak perawan? 

Tak ada hubungan 

Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Obgyn) dari RS Brawijaya Antasari, Dinda Derdameisya mengatakan, tidak perawan dalam ranah sosial sering diartikan sebagai orang yang pernah berhubungan seksual. Sementara itu, apabila dilihat dari sisi medis, semua orang yang pernah berhubungan seksual pasti memiliki riwayat penetrasi atau masuknya penis ke vagina.

 "Nah tanda tidak pastinya (telah terjadi penetrasi), ada robekan pada selaput dara atau hymen," terangnya, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (26/5/2023). Kendati demikian, menurut Dinda, robekan pada selaput dara juga dapat terjadi akibat trauma, seperti jatuh dari sepeda atau sering menunggangi kuda.

 "Jadi sebenarnya perawan itu secara medis juga belum jelas apa," ungkapnya. Oleh karena itu, menurut Dinda tidak ada hubungan antara tanda perawan seorang perempuan dengan bentuk kelopak mata. 

"Apalagi kalau hanya menilai dari kelopak mata, agak bingung ya korelasinya," jelas Dinda. Baca juga: Ramai soal Ada Cacing Kremi di Vagina,

 Apa Penyebabnya?   Keperawanan dapat dilihat dari hymen Terpisah, Spesialis Obgyn sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Uhamka, Wawang Sukarya menjelaskan, keperawanan tidak dapat ditentukan dari bentuk wajah atau mata seperti wajah sayu, pucat, dan sebagainya. 

 Menurut Wawang, penentuan perawan atau tidaknya perempuan dilakukan oleh dokter, khususnya dokter spesialis kandungan atau Obgyn. Wawang melanjutkan, pemeriksaan keperawanan dapat dilakukan dengan melihat kondisi dari hymen atau selaput dara. Hymen sendiri merupakan lipatan membran yang menutup sebagian luar saluran reproduksi perempuan atau vagina. 

"Dengan pemeriksaan dapat ditentukan hymen-nya (selaput dara) masih utuh atau sudah robek. Kalau sudah robek, lukanya baru atau lama," kata Wawang kepada Kompas.com, Jumat.

 Namun, selaput dara yang robek pun tidak serta-merta menandakan perempuan tersebut sudah tidak perawan. Sebab menurut Wawang, rusaknya selaput dara juga dapat terjadi karena terbentur benda tumpul.

"Tapi belum tentu (rusaknya hymen) karena hubungan seks, bisa juga karena terbentur benda tumpul, atau sering masturbasi," jelasnya.***